Ayam Bekisar: Djoko Tole Jawara dari Kangean

sultan mahesa

Updated on:

Djoko Tole memang istimewa. Meski baru satu tahun, suaranya sudah mantap. Tak heran bekisar asal Kangean ini menjadi pemenang Lomba Bekisar Antar daerah Indonesia ke-7 di Taman Mini Indonesia Indah. Setelah menyisihkan 100 lawannya, Djoko Tole berhak “membawa’’ pulang piala bergilir Tien Soeharto.

Tak ada perlakuan khusus menjelang perlombaan,” tutur I Soetoro Soerodipoero, pemiliknya. “Yang penting beri makan teratur 2x sehari, jam 7 pagi dan jam 4 sore.” Menunya campuran jagung giling dan voer sedang minumnya cukup air putih biasa. Selain itu, kandang harus selalu bersih. Jangan ada sisa makanan tertinggal di sana.

Supaya penampilannya indah, pemilik 14 bekisar ini memandikan peliharaannya 2x/minggu. Setiap pagi ayam-ayam tersebut dijemur. “Agar tidak grogi dalam lomba, kadang-kadang bekisar saya naikkan ke pohon,” ujar hobiis yang baru memiliki Djoko Tole 3 bulan lalu. Hasilnya, 3 bekisar miliknya yang ikut dalam lomba mendapatkan peringkat semua.

Kualitas Tergantung indukan

“Djoko Tole memang masih muda tetapi ia punya potensi suara bagus dan mental juara,” tutur Amir Suradi, juri asal Jakarta. “Suaranya lebih stabil dibanding peserta lain.” Padahal usia satu tahun biasanya merupakan masa kritis bekisar, bisa bersuara bagus atau jelek.

Suara bekisar sangat ditentukan kualitas induknya. Induk betinanya harus steril, tidak pernah dikawinkan dengan induk jantan lain. “Suara ‘kukuruyuk’ induk betina bersih, panjang dan lurus. Begitu juga suara ‘cekrikek’ induk jantan,” ungkap Amir.

Umur 5 sampai 6 bulan, potensi suara bekisar mulai kelihatan. Umur 8 bulan—1 tahun, sudah mulai bisa dilombakan, asal mentalnya kuat. Namun, kematangan suara bekisar dicapai pada usia 3—5 tahun.

Walaupun suara bekisar alami, tidak dapat dilatih, faktor pemeliharaan mempengaruhi perkembangannya. “Kalau memberi minum, jangan terlalu banyak. Cukup satu tutup botol sirup,” ujar juri nasional ini.

Kalau kebanyakan, air bisa masuk lewat hidung bekisar. Akibatnya suara maskot PON XIII-2000 ini tidak bersih lagi, muncul bunyi ‘r’. Kalau diikutkan lomba akan mengurangi nilai.

Untuk pakan, biasanya diberikan jagung pipilan. Namun, setiap pemilik punya resep khusus. Daniel, hobiis asal Jakarta menambahkan sayuran sebagai campuran jagung. ”

Agar suara bekisar bagus, saya beri madu dalam air minumnya,” ujar pemilik Chandra Birawa yang menyabet juara 3. Kadang-kadang bekisarnya diberi minuman ramuan kencur dan gula jawa supaya suara tidak serak.

Sampai Rp 30-juta

Bekisar pemenang lomba biasanya langsung meroket harganya. Djoko Tole, ditawar Rp30-juta setelah menjadi juara dua lomba bekisar Piala Emas Ismail Saleh, Februari lalu. Bekisar milik Daniel ditawar Rp5-juta, padahal dulu dibelinya Rp250.000,00. Tak heran bila para hobiis bersaing mendapat bekisar unggul untuk dilombakan.

Tidak seperti pada lomba burung, bekisar yang diunggulkan menjadi jawara tidak dapat diperkirakan sebelumnya. “Adakalanya bekisar bersuara bagus tidak mau berbunyi dalam lomba karena stres,” ungkap Waluyo Raharjo PS, pengelola Taman Bekisar TMII. Penampilan fisik baik pun belum menjadi jaminan suara bekisar bagus.

Lomba Bekisar Antardaerah Indonesia ke-7 diselenggarakan 23 April menyambut ulang tahun ke-25 TMII. Kegiatan yang dibuka oleh Ismail Saleh, SH mantan Menteri Kehakiman dan pelopor KEMARI ini dipawangi 6 juri nasional: Achmad Sutrisno Adi, Amzad (Madura), Amir Suradi, Puryanto, Joko Sasanto (DKI Jakarta), dan Edi Sunjoto (Surabaya). Selain suara, penampilan bekisar pun dipertandingkan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.