Mendengar semburan lumpur panas warga Tomohon pun banyak berdatangan ke lokasi untuk melihat peristiwa tersebut meski telah di pasangi pembatas masih banyak warga yang nekat mendekat untuk mengamankan lokasi semburan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di terjunkan. Berkaca dari peristiwa lumpur Lapindo di Sidoarjo warga kelurahan Tondangow leilem dan sonder khawatir semburan semakin meluas terlebih lokasi sumur hanya berjarak 150 meter dari permukiman warga menyembur sejak 17 November lalu PT. PGE Lahendong masih terus lakukan penelitian di duga semburan terjadi akibat kebocoran pipa penggalian Geothermal observasi terus dilakukan sambil cari cara untuk menghentikan lumpur.
Lumpur panas masih menyembur di kawasan perkebunan warga Kelurahan Tondangow Tomohon selatan Sulawesi Utara Hingga Sabtu siang masih ada 3 lubang besar di kawasan perkebunan dan 2 lubang di dalam lokasi proyek yang menjadi sumber semburan penanggulangan baru sebatas pembersihan kubangan dan penggalian lumpur kepenampungan. PT Pertamina Geothermal Energi Lahendong masih mengobservasi saluran dan sumur di jalur 5 lubang semburan.
"Ini tidak ada perkembangan maupun meluas masih seperti pada tahap awal jadi tidak ada perluasan baik lebar maupun volume air luapan yang keluar, Seperti kita ketahui kita dapat membuat saluran supaya kita dapat alihkan luapan air yang keluar menuju ke tempat penampungan milik PT Pertamina Geothermal Energi Lahendong", ujar Dimas Wibisono Humas PT. PGE Lahendong.
Berisiko bahaya serta merusak lingkungan semburan lumpur panas juga memutus jalan penghubung Tomohon selatan dengan Kabupaten Minahasa. Lumpur panas menyembur di kawasan ini sejak pertengahan November 2015 di duga semburan lumpur terjadi karena adanya kebocoran pipa pengeboran PT Pertamina Geothermal Energi Lahendong tersebar di kawasan PT. PGE dan sekitarnya lubang-lubang semburan serta kubangan lumpur juga hanya berjarak 100 meter dari permukiman terdekat antisipasi risiko bahaya warga di larang mendekat.
0 comments:
Posting Komentar